Membawa “kemarahan tersembunyi” kepada orangtua menjadi Salah satu sumber konflik dalam rumah tangga. Kepahitan yang tak diselesaikan kepada Ayah atau Ibu dilampiaskan secara tidak sadar kepada pasangan atau anak.
Jalan pemulihannya kami mengajak Klien mensyukuri orangtua sebagai sumber hidup, tak peduli berapa banyak kesalahan atau kekurangan mereka. Seperti yang nyata dari kesaksian pemazmur:
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; Ya…ajaib apa yang Kaubuat dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. (Mazmur 139:13-14)
Tuhan sudah menitipkan Kita pada Papa dan Mama untuk suatu maksud. Tak peduli mereka pernah gagal mendidik kita. Ya, Mereka boleh gagal, tetapi rencanaNya yang indah dalam hidup Anda tidak bisa digagalkan siapapun. Itulah sebabnya Firman Tuhan menegaskan: Hormatilah ayahmu dan ibumu ini adalah suatu perintah yang penting, supaya kamu berbahagia menikmati usia sepanjang hidupmu.
Wujud penghormatan atau penghargaan itu berupa bangga, respek dan berbuat baik pada orangtua. Merekalah satu-satunya yang dipakai Tuhan membuat kita hidup, lahir di bumi ini. Tak peduli bagaimana prosesnya, Alllah ikut campur tangan dan punya rencana. Karena itulah kita menghormati Orangtua.
Usahakan juga mengingat satu dua kebaikan Papa atau Mama, itu akan menghangatkan jiwa Anda. Setiap merayakan ulangtahun nikmatilah, sambil mengingat jasa mereka.
Lalu apa berkat bagi kita jika menghargai Papa dan Mama?
Mereka yang bangga pada Ayahnya, akan bangga menjadi Ayah bagi anaknya. Pria yang bangga pada Ibunya, akan sayang pada Ibu anak-anaknya (istri)
Mereka yang bangga pada Ibunya, akan bangga menjadi ibu bagi anaknya. Wanita yang bangga pada Ayahnya, akan sayang pada Ayah dari anak-anaknya. (Suami)
Ya, cara terbaik menghormati Papa atau Mama ialah dengan cara mengasihi pasangan kita, dan mendidik cucu mereka sebaik-baiknya. Jika kita bisa memberi uang atau bantuan lainnya itu bukanlah sekedar kewajiban tapi Hak Istimewa. Kita lakukan dengan sukacita.
Akhirnya, Jika masih ada kemarahan tersembunyi pada orangtua, sisa kepahitan dari masa lalu yang buruk putuskanlah untuk memaafkan. Sambil berkata: “Terima kasih untuk Papa/Mama yang beri saya hidup. Saya memaafkan Papa/Mama, apapun yang mereka pernah lakukan. Biarlah ini Cukup berhenti di saya saja. Aku Tidak akan mengulang pada anak-anakku, dan membuat pohon yang baru”
Uraian lengkap soal ini bisa baca buku: “Mengenali Monster Pribadi”, buku tentang seni pemulihan diri dari masa lalu yang buruk.
Tulisan ini telah meminta ijin dari penulisnya Bpk Julianto Simanjuntak. Beliau adalah Pendiri Pelikan, Penulis dan Pengajar Konseling di STT Jaffray. Twitter: @PeduliKeluarga. Web: www.juliantosimanjuntak.com. Ebook: Bagi pengguna Ipad dan Iphone bisa mengunduh Buku Julianto dan Roswitha via www.juliantobooks.mahoni.com
Recent Comments