Archive for June, 2012

CINTA ITU BUTA

Biasanya definisi cinta tiap-tiap orang berbeda, dan definisi yang dipercaya oleh orang kebanyakan malah hanyalah sebuah mitos. Nah, ini dia beberapa mitos seputar cinta: 

“Cinta Sejati” dan “Cinta Hanya Perasaan” itu mudah dibedakan.

Pada kenyataannya tidaklah semudah itu membedakan antara cinta sejati dengan cinta yang cuma perasaan saja. Orang yang sedang dikuasai oleh ‘perasaan cinta’ seringkali menjadi ‘buta’ alias nggak bisa dikasih tahu lagi. Jadi, janganlah membuat keputusan penting secara buru-buru, atau hanya mengikuti perasaan hati. Ambil waktu untuk mengujinya dalam Tuhan dengan tenang, karena ‘perasaan cinta’ seringkali menipu. Satu cara untuk membedakan cinta sejati dengan perasaan cinta (kasmaran) ialah lewat waktu. Biarkan waktu menunjukkan pada kita apakah cinta itu berkurang atau tidak.

Cinta sejati akan tetap indah seumur hidup.

Perasaan cinta seringkali hanya sementara, bahkan cinta sejati sekalipun tetap merupakan sesuatu yang rapuh, harus terus dipelihara, dikembangkan, dan dilindungi supaya jangan hilang. Cinta sejati yang mula-mula mungkin bisa berkurang karena masalah-masalah hidup atau karena rutinitas dalam hidup ini. Satu cara untuk mempertahankan cinta sejati adalah komitmen dan libatkan Tuhan!

Pasangan yang didasari cinta sejati nggak akan pernah bertengkar.

Ini betulan mitos. Nggak ada pasangan yang nggak pernah bertengkar. Justru pertengkaran yang wajar menunjukkan masih adanya komunikasi. Hanya saja kita perlu tahu cara ‘bertengkar yang baik’. Jangan menyimpan sakit hati, tapi selesaikan dengan cepat, dan jangan membabi-buta dan saling melukai.

Anak muda lebih mengerti cinta daripada orang dewasa.

Anak muda memang biasanya mudah dikuasai perasaan cinta, hormonnya masih sangat aktif, sehingga kadang tidak berpikir bijak. Dan ketika ada orang dewasa (yang notabene lebih bijak) mengusik rasa cintanya, mereka menuduh bahwa orang dewasa tidak mengerti akan cinta. Yang penting disini adalah bisa membedakan cinta yang cuma perasaan dengan cinta yang sejati, cinta yang membutuhkan komitmen. (F! Kacamata3d.blogspot.com)

Bagaimana bisa punya rasa “sreg” terhadap seseorang yang akan kita nikahi?

Bagaimana bisa punya rasa “sreg” terhadap seseorang yang akan kita nikahi? Apakah rasa sreg ini tanda utama bahwa kita akan menikahi orang yang tepat? 

Menikah, adalah hidup bersama jangka panjang, rata-rata 50 tahun, satu rumah, bertemu setiap hari, tidur bersama dengan pribadi yang sama sepanjang waktu. Karena itu saya setuju harus benar-benar ‘sreg’, mantap, tidak ragu-ragu.  Pekerjaan, gereja orang masih bisa pindah jika tidak cocok, tetapi orang tidak akan pindah keluarga, ganti pasangan, sampai salah satu meninggal.
Nah ‘sreg’ ini khan ‘perasaan’ yang tentunya bisa berubah-ubah tergantung situasi. Karena itu perlu beberapa kondisi yang membuat teguh. Rasa ‘sreg’ ini tanda utama, hanya apa yang membuat ‘sreg’ maka pertimbangkan hal-hal berikut ini:

Satu Iman

Ini adalah syarat mutlak yang tidak bisa ditawar. Jika si-dia belum satu iman, maka ‘pending’ dan doa saja, misal apakah dlm 6 bulan dia mau menjadi 1 iman. Selama ‘pending’ ini tidak putus, tetapi jangan melangkah lebih jauh dalam bermesraan, tetapi gunakan untuk sharing iman. Jika mau satu iman, itu menambah satu point ‘sreg’, jika tidak mau, ya putus saja.

Sepadan

Sepadan bukan sama, tetapi sebanyak mungkin persamaan. Hal-hal apa yang anda punya persamaan. Semakin penting hal tersebut bagi anda, maka hal itu harus ada kesamaan. Jika anda orang yang aktif melayani, dan itu tujuan hidup anda, maka sama-sama ‘berbahasa roh’ atau sama-sama ‘anti bahsa roh’ menjadi hal yang penting. Demikian juga untuk hal-hal lain seperti konsep uang, musik, hoby, pelayanan, gereja, bisnis, kaya, traveling dan seterusnya. Hal yang bagi anda tidak penting, maka anda berbeda tidak masalah, tetapi hal-hal yang penting bagi anda, kesepadanan adalah perlu.
Beberapa hal yang tidak terlalu utama bagi anda, tidak masalah anda ada perbedaan dengan calon anda, karena memang tidak mungkin mencari orang yang sama dengan anda. Dalam hal anda berbeda, maka anda berpikir bahwa anda bisa menerima, menyesuaikan atau melengkapi, maka perbedaan hal tersebut bukanlah masalah.

Hasrat Seimbang

Sreg jika anda saling mencintai dengan kerinduan, hasrat yang seimbang. Anda menggebu-gebu mencintai dia, tetapi sepertinya dia cuek-cuek saja, tidak merespons seperti yang anda inginkan. Maka anda boleh menguji dengan waktu, apakah makin lama ia makin mencintai anda? Karena jika tidak ‘saling’ anda akan mudah bimbang, kecewa, bahkan sakit hati.

Persetujuan atau dukungan

Bisa salah satu yang mewakili misal orang tua dan atau gembala anda, atau kakak rohani anda.  Menikah adalah bersatunya dua keluarga. Jika salah satu keluarga atau orang tua menentang, maka ada baiknya anda pikirkan ulang. Kecuali anda begitu saling mencintai dan komitmen untuk menghadapi masalah bersama-sama dan sadar bahwa anda menikah dengan resiko menghadapi tentangan dari orang tua atau mertua sampai mereka meninggal dunia atau mereka berubah dan hanya sedikit yang mereka berubah di tengah jalan.

Jika anda masih belum ‘sreg’ juga, maka konsultasilah dengan sahabat anda, yang mengenal anda atau mengenal calon anda, atau terbaik dengan orang tua anda. (Jarot Wijanarko/www.ifadahsyat.com)

KEMENANGAN ITU DARI DALAM

Apakah kamu jatuh dalam dosa? Pernahkah kamu berperang melawan pencobaan dan kalah? Jika “YA” jawabanmu, teruskanlah membaca. Aku yang menuliskan artikel ini adalah pendosa besar. Sebutkan satu dosa, dan 99% sudah pernah kulakukan. (Tapi aku tidak pernah membunuh orang. Setidaknya itu yang kuingat). Jadi hari ini, aku berbicara sebagai sesama pendosa dan berbagi denganmu pelajaran-pelajaran yang kudapat waktu masih terikat dosa.

Hal besar yang kusadari mengapa aku terjerat dalam kebiasaan dosa, adalah karena aku berperang di arena yang salah. Aku memerangi apa yang di luar diriku, padahal peperangan itu adanya di dalamku. Tidak heran, kalau aku  kalah!         Kita berpikir bahwa pencobaan itu masalah eksternal. Salah. Pencobaan itu masalah internal. Karena semua pencobaan-pencobaan eksternal ini tidak akan berkuasa jika tidak bekerja sama dengan apa yang ada di dalam diriku.

Pesan pentingku hari ini untukmu: Kemenangan itu haruslah dikerjakan dari dalam. Dan, kegagalan itupun datangnya dari dalam.

Persis seperti kisah kuda Trojan. Selama 10 tahun, bangsa Yunani mencoba menaklukkankotaTroy, tetapi tidak pernah berhasil.Kotaini sangat kokoh, dengan temboknya yang tinggi dan tebal, pintu gerbang yang sangat besar, sehingga tentara-tentara Yunani tidak dapat menghancurkannya, seberapa kuat mereka berusaha. Tapi satu hari, orang-orang Trojan melihat para tentara Yunani berlayar menjauhi mereka dan meninggalkan sebuah patung kuda yang sangat besar. Lalu mereka membawa masuk patung tersebut sebagai “piala perang”. Mereka tidak tahu bahwa orang-orang Yunani hanyalah berpura-pura menjauh, padahal beberapa tentara mereka bersembunyi di dalam patung kuda raksasa tersebut. 

Malam harinya, ketika rakyat Trojan tidur, tentara Yunani keluar dari patung kuda itu, dan membuka pintu gerbangkotaTrojan, mempersilahkan masuk para tentara Yunani yang lain dan menghancurkankotaTroy. 

Perhatikan baik-baik: Kamu tidak jatuh karena pencobaan besar yang terjadi diluar dirimu, melainkan karena situasi didalammu lemah. Pencobaan tidaklah begitu berkuasa. Hanya saja “seseorang” telah membuka pintu gerbangnya. Siapakah itu? Kuda Trojanmu, yang adalah senjata iblis yang paling hebat, kuat, ampuh, dan mematikan. 

Senjata Iblis Paling Hebat

Satu hari, diadakan Konferensi Tahunan di neraka, yang dihadiri semua iblis di dunia. Tema acara adalah “Senjata terhebat kita melawan umat Allah”.

Pembicara pertama, iblis tingkat satu, berdiri di panggung dan mengumumkan bahwa senjata terhebat adalah “hawa nafsu”. “Bahkan Presiden, Pendeta, Pengkhotbah tidak bisa melawan hawa nafsu!” katanya. Semua setuju. Pembicara kedua berdiri dan berkata bahwa senjata terhebat bukanlah hawa nafsu, melainkan keserakahan. Pembicara ketiga naik ke panggung dan berkata bahwa senjata terampuh adalah Kesombongan.

Akhirnya, pembicara terakhir, berbisik, “Senjata terhebat kita adalah… penolakan.”

Ketika Aktivitas Rohani Tidaklah Cukup

Penolakan terhadap diri sendiri adalah kuda Trojannya pencobaan. Ia membuka pintu gerbang jiwa kita kepada pencobaan. Itu sebabnya kamu kalah dalam peperangan. Aku sangat yakin akan hal ini, karena aku pernah mengalaminya. Berpuluh tahun lalu, aku tidak bisa membuang kebiasaan pornografi. Selama bertahun-tahun, seberapa keras aku mencoba, aku tidak bisa keluar dari cengkeramannya yang mematikan. Seluruh tenaga dan waktuku habis karena ketagihan pornografi. 

Waktu itu, aku bertanya kepada pemimpin-pemimpin rohaniku, “Bagaimana aku bisa memerangi pencobaan ini? Sangat melelahkan.” Dan jawabannya sama, “Kamu perlu berdoa lebih banyak,” atau “Kamu perlu mengingat Alkitab lebih banyak,” atau “Kamu perlu ikut pertemuan doa lebih sering,” atau “Kamu perlu menghindari situasi yang membawamu kepada dosa itu”. Semuanya memang baik. (Aku akan memberimu nasehat sama, nanti, tapi dari sudut yang berbeda.). Tapi aku sangat kaget karena semua hal itu tidak berhasil membuatku terlepas dari pornografi.

Dan dengan cepat, nasihat-nasihat mereka membuatku makin frustasi, sehingga aku semakin terikat dalam dosa. Mengapa begitu? Karena sebelumnya, aku sudah terlanjur membenci diriku yang terus jatuh dalam dosa sama. Ditambah lagi sekarang aku punya satu alasan baru untuk membenci diriku lebih lagi: aku sudah berjanji untuk berdoa dan mengingat Alkitab lebih banyak, tapi ternyata aku pun gagal melakukan hal ini! Siklus membenci diri yang begitu hebat ini membawaku untuk berbuat dosa lebih lagi. 

Anatomi Kebiasaan Berbuat Dosa

Pertama, kamu tidak mencintai dirimu sendiri. Kamu tolak dirimu. Kamu benci dirimu. Kamu tidak menerima dirimu apa adanya. Kamu tidak menghargai dirimu. 

Kedua, hubunganmu yang paling penting mengalami disfungsi (tidak berfungsi dengan baik) karena sekalipun di sekelilingmu ada orang-orang yang sungguh-sungguh mencintaimu, kamu tidak bisa melihat atau menerima cinta tersebut. 

Ketiga, kamu menyembah allah yang “menolak”. Allah yang sangat kejam, menghakimi dan taat hukum. Sehingga kamu juga tidak bisa menerima cintaNYA.

Jika kamu tidak menyembuhkan luka “dalam” ini dan mulai belajar mencintai dirimu sendiri seperti Tuhan mencintaimu, kamu tidak akan pernah bisa menang melawan pencobaan. Nanti akan kita bicarakan tentang bagaimana mengatasi hal ini. Tapi ijinkan aku memberimu langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menghadapi peperangan yang terjadi DIDALAMMU.

Terimalah Kasih Tuhan yang Tanpa Syarat, Sekarang!

Kenikmatan dosa itu sebenarnya adalah versi bajakan dari kenikmatan yang akan kita dapat ketika kita dicintai.

Apakah kamu ingin mengalami kenikmatan karena dicintai seseorang? Terimalah cinta Tuhan yang tanpa syarat, hari ini! Jangan berfokus kepada keburukanmu. Berfokuslah kepada kebaikanmu. Jangan benci dirimu. Jangan tolak dirimu. Atau penolakan ini akan mengakibatkanmu berbuat dosa lebih lagi. Tuhan mencintaimu lebih dari yang bisa kamu bayangkan. 

Alkitab berkata dalam Roma 8:5, 11: Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Apa yang Tuhan katakan di situ? “Jangan berfokus kepada keberdosaanmu. Melainkan berfokuslah kepada rohmu. Terbayang bukan? “RohKU diam didalammu!” Dengan kata lain, berfokuslah kepada yang baik. Inilah pemikiran benar, yaitu bahwa kuasa dahsyat yang menciptakan setiap atom, molekul, daun, pohon, lembah, samudra, pegunungan, planet, matahari, bintang dan galaksi…ya, kuasa paling dahsyat di alam semesta, ada didalammu. (diterjemahkan oleh INSIDE dari http://www.bosahchez.ph)

MENABUR KETIDAKSETIAAN ATAU KESETIAAN?

Waktu saya menulis tulisan ini, di media massa sedang ramai dengan satu isu. Ketidaksetiaan. Saya jadi berpikir kenapa bisa sampai ada ketidaksetiaan? Apa yang menyebabkannya? Dan Tuhan berbaik hati mengingatkan saya kepada firman-Nya di Lukas 16:10. Mereka tidak setia sekarang karena mereka tidak setia dalam perkara kecil dulunya. Firman Tuhan mengatakan dalam Lukas 16:10 “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”

Kedengarannya sederhana. Sudah sangat familiar. Apalagi kalau kita termasuk golongan orang Kristen yang rajin ke gereja, frasa “setialah dalam perkara kecil” sudah seringkali kita dengar dalam khotbah-khotbah, baik di mimbar besar, atau mimbar kecil di persekutuan, komunitas sel, maupun di buku-buku rohani yang kita baca.

 Tapi seberapa jauh kita sudah melakukannya? Seberapa jauh kita sudah setia dalam perkara kecil? Ingat suatu hari nanti kita akan menuai yang kita tabur. Kalau saat ini kita menabur benih ketidaksetiaan, sekecil apapun itu, kita tetap akan menuai ketidaksetiaan suatu hari nanti.

Menabur dengan Mengingat Masa Depan

Apa yang kita lihat di mediamassaadalah buah dari benih ketidaksetiaan. Kita sebagai orang yang tidak mengalami langsung, dan hanya jadi penonton saja, mungkin merasa miris membaca atau menonton beritanya.

Pasangan suami istri yang sekian puluh tahun menikah, bahkan sudah punya anak, ternyata selingkuh. Anggota band yang sudah dari awal sama-sama membesarkan nama band-nya, tiba-tiba memutuskan keluar dan membuat band sendiri. Koalisi partai politik yang dulu katanya kompak sekarang saling menjatuhkan dan saling menyerang.

Kita tidak perlu mengalami sendiri untuk bisa mengetahui akibat ketidaksetiaan pihak-pihak yang disebutkan di atas. Kita bisa membayangkan bagaimana akibat ketidaksetiaan pasangan suami istri terhadap keluarga besarnya, anak-anaknya, pergaulannya, nama baiknya. Kita bisa membayangkan bagaimana akibat ketidaksetiaan seorang anggota band terhadap teman-teman satu band-nya, terhadap penggemarnya, terhadap perusahaan rekaman. Kita bisa membayangkan bagaimana akibat ketidaksetiaan partai politik terhadap pemerintahan yang sedang berlangsung, terhadap rakyat, terhadap kondisi negara.

Singkatnya, ketidaksetiaan tidak hanya berdampak pada diri kita saja, tapi juga pada orang-orang di sekitar kita.

Karena itu sebelum kita melakukan tindak ketidaksetiaan “kecil”, seperti sedikit mencuri waktu kerja untuk melakukan pekerjaan lain, mencuri sedikit uang kantor, sedikit menyalahgunakan kepercayaan, ingat bagaimana dampaknya di masa depan.

Benih yang kita tabur mungkin kecil. Kita mungkin tidak setia dalam hal kecil. Keciiiiiiilllll sekali bahkan. Sepertinya tidak akan berpengaruh pada kehidupan. Tapi benih sekecil apapun yang kita tabur akan tumbuh menjadi pohon yang besar. Dan kalau sudah begitu, siapa yang rugi? Kita dan orang-orang sekitar.

Putuskan sekarang, apakah kita masih mau menabur benih ketidaksetiaan itu atau kita malah akan menabur benih kesetiaan? (denny pranolo-INSIDE)

SETIA DALAM PERKARA KECIL

Sering kali kita mendengar kata “setia”, tapi, sebenarnya apa sih artinya? Setia berarti berpegang teguh (pada janji, pendirian, dsb); patuh; taat. Wow! Jelaslah sekarang bahwa ketika seseorang kedapatan berpegang teguh pada janji atau pendiriannya, ketika dia patuh, dan taat, maka dia dikategorikan sebagai orang yang SETIA. Tuhan Yesus adalah teladan kesetiaan yang sempurna. Kesetiaan-Nya terbukti ketika dia memberikan nyawaNya buat kita. Tuhan berpegang teguh kepada janji-janjiNya, kasih setiaNYA tak berkesudahan!

Bagaimana dengan kita? Dalam hal apa kita harus setia ?

#1 SETIA KEPADA TUHAN

Yang tercermin dalam:

Setia Mengikut/Menyembah Tuhan

Banyak orang meninggalkan Tuhan demi sebuah jabatan, status sosial, pertemanan, pergaulan, pernikahan. Tapi tidak sedikit juga orang yang tetap ikut Tuhan sekalipun rambut di kepalanya sudah memutih karena usia. Ketika kita mengenal siapa Tuhan, dan mengerti betul kesetiaanNYA kepada kita, maka kita akan setia mengikut dan menyembahNYA seumur hidup kita. Oleh sebab itu milikilah pengalaman pribadi bersama Tuhan dalam menjalani hidup yang sudah DIA anugrahkan buat kita.

Setia beribadah ke Gereja

Berikan waktu Sabat-mu, untuk datang beribadah ke Rumah Tuhan, dalam segala keadaan. Baik ketika cuaca baik, ada yang  antar-jemput, ada yang menemani, sedang dalam kelimpahan/kekurangan, sehat/sakit, dll.

Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. (Yos 24:14)

Setia Menaati Perintah/Hukum Tuhan

Dimanakah ketetapan dan peraturan yang dimaksud? Tentu saja, FIRMAN TUHAN (Alkitab). Jangan bersaksi dusta, jangan mengingini barang orang lain, hormatilah ayah dan ibumu, janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala, pergilah jadikan semua bangsa muridku, dst .

Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. (Ul 26:16)

Setia Mengembalikan Perpuluhan

Kita harus setia mengembalikan apa yang menjadi Hak-nya Tuhan.  Maleakhi 3:10

#2 SETIA SEBAGAI “HAMBA”

Antara lain:

Setia Dalam Perkara Kecil

Kecil baik secara Ukuran, maupun Nilai. Mungkin bisnis kita, tidak sebesar bisnis pesaing kita, tetapi tetaplah setia menjalankan bisnis tsb. Mungkin pekerjaan kita bukan seorang Presiden yang memimpin sebuah negara, tetapi kita tetap setia memimpin divisi/cabang yang menjadi tanggung jawab kita.  Dll. Juga kita harus memperhatikan hal-hal kecil dalam hidup kita sendiri. Bagaimana dipercaya memimpin orang lain, kalo disiplin waktu saja tidak bisa (telat, jam karet)?.  Apapun yang ada di tangan kita untuk dikerjakan, lakukan dengan setia. Tidak perlu iri dengan orang lain yang memiliki lebih besar. Yang penting setia, promosi datangnya dari Tuhan.

Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose  3:23)

Setia Dalam Melayani Tuhan

Melayani apapun, baik di belakang mimbar, di atas mimbar; mau dilihat/tidak dilihat orang; dipuji/tidak; dihargai/tidak; tetap Melayani Tuhan!! Melayani “domba-domba” yang Tuhan percayakan.  

Setia Dalam Harta Orang Lain

Semua harta orang lain yang diberikan (dipercayakan ke kita untuk dikelola) harus kita jaga dengan setia, seperti harta kita sendiri. Contoh: Mobil kantor, laptop kantor, kas/bank/giro/cek kantor yang  kita pegang, rumah yang kita sewa, dll, peliharalah itu sebaik-baiknya seperti milik sendiri.

Setia Dalam Panggilan

Tidak lari akan panggilan yang Tuhan tetapkan dalam hidup kita, sekalipun mungkin ada banyak pengorbanan (waktu, dana, airmata, cacian/penolakan orang lain, dll), tapi biar kita Tetap Teguh menghidupi Panggilan Tuhan.

Setia atas Janji

Biar kita menjadi teladan dalam kesetiaan kita dalam menepati janji–janji. Be a Promise Keeper. Berpegang Teguh atas janji yang diucapkan, termasuk Janji Pernikahan: setia sampai maut memisahkan.

Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. (I Tim 4:6)

Seperti Allah yang kita sembah adalah Setia, biarlah kita menjadi CERMIN kesetiaan Tuhan bagi dunia ini melalui tingkah laku dan perbuatan kita.  Jadilah setia dan tetap setia! Tuhan Yesus memberkati! (Lovina Linawati Santoso-INSIDE)

Lingkungan/pergaulan yang tidak baik: harus dihindari atau harus kita pengaruhi? Opini ya.

Deborah Ferdinanda Lumenta 

Pasti harus dipengaruhi… Tapi tetep menjaga hati menurut ku ya… Krn gak gampang tuk mempengaruhi lho… dan pertanyaannya skrg bgmna kah caranya kita mempengaruhinya? That important point Guys…
Kalo aku sebaiknya kita mempengaruhi dengan memberikan inspirasi lewat hidup kekristenan kita yg sejati… :)) Continue reading

Sogokan Atau Bukan?

Semisal kita sedang mendekati seseorang supaya dia mau jadi pelanggan kita dengan cara memberinya barang yang bagi kita itu bukanlah “sogokan” atau suap, tetapi ternyata dianggap sebagai sogokan oleh yang menerima. Apakah kita sudah menjadi batu sandungan?

Jika dia menganggap itu sebagai ‘sogokan’, kemungkinan pemberian anda berlebihan dari kewajaran.Adabaiknya anda membangun relasi secara bertahap, misalnya dengan makan bersama dan bukan memberikan barang. Jika memberikan barang maka bisa dimulai dengan ‘alasan’ tertentu, misal hadiah ulang tahun, hadiah natal, hadiah tahun baru dan sejenisnya. 

Pemberian, upeti, sebenarnya boleh-boleh saja, bahkan Firman Tuhan menulis; “Jangan datang ke raja-raja dengan tangan hampa”. Pemberian bukanlah suap, jika yang kita lakukan bukanlah melanggar hukum.   

Sebagai contoh kita mengurus IMB dan ketentuannya; luas bangunan maksimum 60%  lahan dan kita membangun 70% dari lahan, lalu kita memberikan dana supaya diijinkan, ini namanya suap, merubah yang tidak boleh menjadi boleh. Namun jika semua kita lakukan sesuai ketentuan, lalu setelah ijin keluar, kita memberikan berkat, ucapan terimakasih, entah barang atau uang, maka ini bukan suap, tetapi menggunakan uang untuk membangun hubungan baik, sehingga lain kali kita ada urusan dibuat cepat. 

Pelanggan akan dipuaskan jika dilayani dengan cepat, dengan baik, mendapat kualitas barang yang baik dengan harga yang wajar. Jika ia diberi barang dan kebaikan, tetapi harganya ‘diketok’, maka bisa saja ia merasa diperalat atau disuap. Tetapi jika pelanggan puas, maka pemberian akan diterimanya sebagai bonus atau perhatian. 

Nah pelanggan ini begitu unik dan spesifik, ada yang suka dengan pemberian hadiah dan bonus, ada yang perfeksioni dan tidak mau pemberian dimuka sebelum deal, lebih menyukai diberikan diskon (dalam kesatuan deal) dan mengutamakan kualitas, tepat waktu dan hal lainnya. Tugas seorang sales untuk mendeteksi tipe pelanggan dan apa yang disukai dan jangan memaksa melakukan program promo yang tidak tepat sasaran, malah tidak efektif, malah dibilang menyuap, nah khan repot. 

Pelangan tipe data, maka anda harus menjelaskan spesifikasi lengkap. Pelangan tipe referensi anda cukup memberi informasi siapa-siapa yang sudah memakai dan dia akan membeli. Jika dia tipe data dan anda berikan referensi, anda akan dianggap ‘berbicara yang tidak ada isinya’. Jika dia tipe referensi dan anda menjelaskan details spesifikasinya, anda dicap sebagai ‘orang yang rumit’. 

Karena itu salah satu cara terbaik untuk menjadi sales hebat yang sukses, anda harus belajar mengenal berbagai tipe manusia dan pendekatan masing-masing tipe. Anda bisa menggunakan salah satu teori diantara teori keunikan pelanggan. (Jarot Wijanarko/www.ifadahsyat.com)

Gambar Diri Saya Dulu

Saya dibesarkan dalam keluarga di mana ayah saya sangat sangat pendiam, sementara ibu saya sangat-sangat dominan. Hal ini membuat saya bertumbuh menjadi pribadi yang  pasif, childish, dan tidak bisa memimpin layaknya seorang pria. Tidak punya yang namanya “inisiatif”. Saya tidak pernah jadi orang yang mengajukan diri atau memulai sesuatu yang baru. Saya selalu menunggu seseorang menyuruh saya atau ada orang lain duluan memulai baru saya ikut. Saya takut dengan yang namanya tanggung jawab karena takut salah, dan gagal. Saya tidak mau disalahkan kalau terjadi kegagalan.

Selama bertahun-tahun saya menyalahkan ayah karena dia tidak menjalankan tugasnya dengan baik sebagai kepala keluarga. Kenapa dia harus membiarkan ibu saya yang memimpin? Kenapa dia tidak memberi saya teladan bagaimana harusnya menjadi seorang pria?

Keadaan ini mencapai puncaknya ketika saya menjalin hubungan dengan seorang wanita dan berencana menikah. Sifat saya yang terlalu pasif, tidak bisa memimpin menimbulkan masalah. Bayangkan saja bagaimana jadinya kalau dalam sebuah hubungan, selalu pihak wanita yang aktif dan prianya cuma menjawab, “Ok.” “Terserah saja.” Bagaimana bisa pria seperti itu masuk dalam pernikahan? Bagaimana bisa pria seperti itu menjadi kepala keluarga?

 Saya sadar saya harus berubah. Tapi bagaimana caranya? Gambar diri saya sudah terlampau hancur. Saya tidak bisa melihat diri saya sebagai seorang pria yang memimpin. Saya melihat diri saya sebagai pria yang pasif. Saya terbiasa dipimpin dan bukan memimpin. Saya berusaha berubah dengan berusaha menguat-nguatkan diri saya, berusaha berinisiatif. Tapi gagal, karena yang saya rubah adalah tampilan luar, bukan diri saya yang ada di dalam.

Berkat anugerah Tuhan, saya bertemu seorang hamba Tuhan yang mengajarkan saya bagaimana caranya membentuk ulang gambar diri saya yang sudah rusak itu. Saya diberi sejumlah ayat-ayat untuk direnungkan tentang peran pria. Seperti:

1 Korintus 5:17, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Dengan merenungkan ayat ini saya disadarkan saya adalah ciptaan baru dalam Kristus, apa yang saya alami di masa lalu karena perbuatan ayah saya tidak lagi berpengaruh dalam hidup saya. Saya bisa punya hidup yang baru.

1 Korintus 16:13 “Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!

Efesus 5:23  “suami adalah kepala isteri

Selama berbulan-bulan setiap hari saya merenungkan ayat-ayat itu. Dan dampaknya memang terasa, gambar diri saya yang dulunya hancur pelan-pelan mulai pulih.  Saat gambar diri mulai pulih, maka semua sifat yang selama ini saya usahakan, seperti inisiatif, keinginan untuk memimpin, keinginan untuk bertanggung jawab muncul dengan sendirinya tanpa harus dipaksa-paksa atau diusahakan.

Apakah dalam proses mengubah gambar diri itu saya tidak menerima bantuan dari orang lain? Tidak. Selama proses itu saya tetap berkonsultasi dengan mentor saya. Kami membahas bagaimana harusnya seorang pria bersikap, apa rencana ke depan. Tapi saya sadar bahwa semua yang kami bahas itu tidak akan terwujud tanpa dasar gambar diri yang sehat. Waktu gambar diri saya makin pulih, apa yang kami bicarakan itu tentang bagaimana harusnya menjadi pria menjadi mudah dilakukan.

Kejadian itu sudah berlalu, tapi sampai sekarang saya tetap merenungkan firman itu, karena saya sadar saya belum menjadi pria yang sempurna. Gambar diri saya memang sudah pulih, tapi saya sadar kalau gambar diri itu tidak dijaga, ada kemungkinan gambar diri itu bisa rusak. Jadi setiap pagi dalam saat teduh, saya selalu menyempatkan diri untuk merenungkan ayat-ayat itu, walaupun tidak seintens dulu saat pertama kali memulainya, tapi setidaknya cukup untuk menjaga agar gambar diri itu tetap utuh.  (Denny Pranolo)

Mengatasi Mata Bintitan

Mata bintitan bikin malu. Kecantikan/ketampanan bisa menurun drastis. Bahkan bisa meruntuhkan rasa pede. Tapi jangan kuatir… ada solusinya! Berikut ini tipsnya….

Bawang Putih

Iris bawang putih, dan tempelkan bagian yang diiris ke kelopak mata yang bintitan selama beberapa detik sampai terasa agak perih dan tidak tahan, lepas. Lalu buang irisannya.

Kalau mau irit, iris saja tipis2, jadi 1 butir bawang putih bisa dipakai untuk beberapa kali “penempelan”. Sisa irisan bisa disimpan di kulkas. Dan waktu mau memakai lagi, iris lagi, karena bagian bawang putih yang kering terkena dinginnya kulkas, tidak berkhasiat lagi.

Bawang mengandung antibiotika. Jadi, tempeli kelopak mata yang bintitan, 3x sehari, dan bawang akan berfungsi seperti obat. Biasanya efeknya adalah, kelopak mata berubah warna jadi merah/memerah. Kalau sudah begini, untuk menutupinya? Gunakan kacamata minus Anda. Kalau matanya normal, gunakan kacamata nol dengan frame yang agak tebal, tapi tetap terlihat “keren”.

Air Daun Sirih

Cuci mata dengan air daun sirih. Caranya: masukkan beberapa lembar daun sirih ke dalam panci+air bersih secukupnya yang penting untuk merendam si daun, dan bisa dipakai untuk mencuci mata beberapa kali. Didihkan. Lalu diamkan sampai dingin dalam keadaan tertutup pancinya, supaya air tetap bersih.

Setelah dingin, tuang cairan daun sirih ke gelas kecil yang memang berfungsi untuk mencuci mata.

Berdoa

Last but not least, berdoalah supaya bintitan itu cepat sembuh. Karena untuk berapa lama waktu kesembuhannya, INSIDE sama sekali tidak tahu…

Yang jelas, jangan sekali-sekali mendiamkan mata bintitan. Karena bintitan tidak bisa sembuh dengan cara didiamkan…Tapi dengan poin 1-3, maka bintitan akan segera kabur paling cepat 1 minggu! Selamat mencoba karena INSIDE sudah mencobanya!! (R-INSIDE)

Self-Awareness

Kali ini kita belajar untuk memahami “agenda tersembunyi”/”hidden agenda” (HA) dalam diri. Yaitu suatu mekanisme pertahanan diri  pada saat kita merasa sulit untuk menerima kekurangan diri kita. HA akan melindungi kita dari “rasa tertolak” dengan cara membuat impresi/kesan seperti yg kita inginkan. Tujuan HA adalah untuk “menolong” kita agar merasa lebih berharga, dengan cara “membuktikan sesuatu” kepada orang lain.

Apa sajakah kesan yang kita ingin tampilkan itu? Dan coba cek yuk, kita termasuk yang mana? Setelah itu, ada kok tips untuk mengatasinya! Mari kita simak baik-baik!

I’m Good

Kita sedang menyampaikan pesan dalam cerita2 kita bahwa kita adalah seorang “pahlawan” (tulus, baik, mau bekerja keras, rela berkorban, setia, dsb). Tidak berani menunjukkan diri apa adanya, hanya yg bagus2nya saja.

Kerugiannya: Orang lain akan bosan/lelah, sulit menjalin hubungan dekat dengan siapapun.

Self Awareness: menyadari bahwa: Saya punya kekuatan, sekaligus kelemahan. Begitu juga orang lain, punya kekuatan dan kelemahan. Saya dapat menerima kedua sisi tsb dalam diri saya.

I’m Good (But You’re Not)

Kita sedang membuktikan bahwa kita yg paling pintar, paling tahu, paling benar, sedangkan orang lain tidak.

Kerugiannya: orang lain akan merasa terancam.

Self Awareness: menyadari bahwa: Saya tdk perlu merendahkan orang lain utk membuat saya hebat. Saya tidak lagi membandingkan-bandingkan.

You’re Good (But I’m Not)

Suka memuji orang lain, namun berkata sebaliknya tentang diri sendiri. Ciri2 dari orang yang putus asa dengan diri sendiri. Basic statementnya: saya salah, saya bodoh, saya gagal à “kasihanilah saya”

Tujuannya: untuk mengelak dari tuntutan & harapan orang lain (tidak ada orang yg berharap banyak dari orang yg tidak kompeten), menghindari penolakan dari orang lain (dengan mendapat belas kasihan)

Self Awareness: menyadari bahwa: Saya juga punya kelebihan dan kemampuan. Saya tidak perlu membuat alasan-alasan.

I’m Helpless, I Suffer

Agenda dari orang yg selalu merasa menjadi korban (ketidakadilan, kekerasan, ketidakberuntungan,dsb). Tujuan: menghindar dari tanggungjawab dalam mencari solusi.

Self Awareness: menyadari bahwa: Hidup saya seimbang antara kesenangan dan luka, harapan dan kesedihan. Saya dapat membagikan kedua sisi dari diri saya tsb.

I’m Blameless

Orang yg suka mencari-cari alasan/ pembenaran atas kesalahan yg dilakukannya. Suka mencari kambing hitam. Tujuannya: menghindar dari tanggungjawab

Self Awareness: menyadari bahwa: Nobody’s perfect. Saya bisa saja membuat keputusan yg salah. Dan itu wajar saja.

I’m Fragile

Basic statementnya: “Jangan sakiti saya”. Suka menceritakan kejadian-kejadian yang “menyedihkan” tentang dirinya. Tujuannya: mendapatkan perlindungan, pengertian orang lain, menghindari tanggungjawab.

Self Awareness: menyadari bahwa: Saya agak takut ketika seseorang sedih, tapi saya dapat mendengarkannya.

I’m Tough

Ingin membuktikan bahwa saya adalah: Superman/Superwoman (kuat, pekerja keras, dll) daripada orang lain. Orang lain jadi kagum/segan karena kita terlihat begitu sibuk, orang penting. Tujuan: mendapatkan pujian, respek, pengakuan, menyembunyikan kelemahan diri, dll.

Self Awareness: menyadari bahwa: Saya dapat bersikap santai dan orang lain tetap akan menyukai saya. Saya tdk perlu membuat orang lain takut.

I Know It All

Sarana pembuktian diri, bahwa saya paling tahu, paling pintar. Suka mengkuliahi orang lain. Tujuan: melindungi diri dari terulangnya pengalaman “memalukan” (ketidaktahuan, ketidakmampuan). Kerugian: orang lain takut mendekat, merasa kurang dihargai, didengarkan, dll.

Self Awareness: Menyadari bahwa: Saya dapat mendengarkan, tertarik dan bertanya.Ada hal-hal yang menarik untuk dipelajari dan ditemukan, yg belum saya ketahui.

Dampak Negatif HA

Lelah emosi, mengapa? Selalu gelisah/cemas karena terus memakai defense/ topeng. Tidak hidup dalam “the real world” karena takut akan penolakan. Membangun harga diri yang palsu. Sulit membina relasi yg genuine (death on intimacy) à mengapa? Karena tak satupun orang yg tahu “the real u”. Apa yg orang lain ketahui tentang kita hanyalah “selected stories”